Daftar Blog Saya

Minggu, 08 Juli 2018

MENIT 94

Harapan untuk melihat langkah negeri Sakura melenggang lebih jauh di piala dunia kali ini pupus saat mereka dikalahkan dini hari tadi secara dramatis. Lewat satu serangan balik cepat di menit 94, Nassad Chadli menjaringkan bola panas. Merubah kedudukan menjadi 3-2, sekaligus mengubur mimpi Jepang di menit paling akhir.

Rostov Arena jadi saksi bahwa laga Jepang kontra Belgia adalah salah satu yang paling menarik. Langkah-langkah panjang pemain Belgia mampu diimbangi kaki-kaki cepat pasukan Samurai Biru. Kedua tim bermain dengan tempo tinggi serta menyajikan transaksi serangan yang menghibur.

Etos kerja, disiplin tinggi, dan kolektifitas tim ala negeri Asia Timur diperagakan Makoto Hasebe dkk. Manuver Romelu Lukaku serta Eden Hazard, berkali dipatahkan. Shinji Kagawa, Yuto Nagatomo, sesekali membalas lewat serangan balik cepat dari sektor sayap. Namun tak ada gol yang berhasil tercipta. Skor kacamata mengantar kedua tim turun minum.

Paruh kedua, Jepang lebih dulu menekan. Yuto Nagatomo dari kiri belakang juga ikut membantu serangan. Tiga menit paruh kedua berjalan, Gaku Shibasaki mengirim umpan terobosan. Tanpa ampun, Genki Haraguchi memaksimalkan peluang tersebut--melesakkan bola ke sudut kanan gawang yang tak dijangkau kiper Belgia; Thibaut Courtois. Gol! Jepang 1, Belgia 0.

Selebrasi Pemain Jepang usai membobol gawang Belgia (foto.net)

Seperti tersentak, Belgia menaikkan tempo serangan. Beberapa peluang tercipta. Namun tembakan Eden Hazard hanya mengecup mistar gawang. Pressing tinggi dan gaya militan Jepang cukup menyulitkan Belgia. Spirit seorang samurai yang menjunjung harga diri tinggi seperti sedang dipertontonkan tim Jepang. Sama sekali tak ada rona cemas menghadapi tim yang digadang juara. Alih-alih mengendorkan serangan, Takashi Inui malah membuat gol cantik lewat tembakan keras dari luar kotak pinalti. Courtois memungut bola untuk yang kedua kali. Belgia 0, Jepang 2.

Saya tertegun. Apa yang dilakukan Jepang mirip adegan serial kapten Tsubasa. Dari tubuh-tubuh orang Asia yang kecil, ada heroisme dan api semangat besar yang tengah menyala. Penonton lain yang menjagokan Jepang bersorak. Mereka yang memasang taruhan satu setengah bola pada Belgia, membisu tak bergerak.

Belgia bukannya tanpa serangan. Berulang kali tim Setan Merah ini memberi ancaman. Namun sundulan Lukaku dan peluang pemain Belgia lainnya belum menjumpai sasaran. Bisa jadi karena ketidakberuntungan, atau karena memang performa Eiji Kawashima yang tangguh di bawah mistar gawang Japan.

Masa pertandingan sudah menuju menit 70. Dari pinggir lapangan, pelatih Belgia, Roberto Martinez, mengungkap bahasa tubuh yang cemas. Otaknya seperti sedang berpikir keras bahwa ada sesuatu yang salah dan mesti diubah di lapangan. Betul saja, Belgia kemudian melakukan beberapa pergantian pemain.

Kedua tim masih saling bertukar peluang. Namun tertinggal dua gol, Eden Hazard lebih agresif memompa semangat rekannya memecah kebuntuan.

Berawal dari sebuah kemelut di area kotak enam belas, bola yang bermaksud dibuang pemain Jepang, malah menuju ke sisi kanan lapangan dan jatuh tepat di atas kepala pemain Belgia; Jan Vertonghen. Sundulan tanpa gaya itu membuat bola jatuh di tiang jauh dan tak dijangkau Kawashima. Menit 69: Belgia 1, Jepang 2.

Belgia mengandalkan kelebihan postur tubuh dengan memaksimalkan bola-bola crossing. Lukaku boleh gagal berkali-kali dengan sundulannya, tapi tidak dengan Marouane Fellaini. Lewat tendangan sudut Eden Hazard, pemain yang masuk di babak kedua itu memenangkan duel udara dengan pemain Jepang--menjaringkan bola dengan sundulan akuratnya. Fellaini mencatat namanya di papan skor. Kawashima kembali memungut bola di menit 74. Belgia 2, Jepang 2.

Berjibaku. Pemain-pemain Belgia memaksimalkan bola-bola udara.

Skor seri tidak membuat kedua tim mengendorkan serangan. Keisuke Honda yang masuk di babak kedua punya peluang lewat satu tendangan bebas, namun masih dapat diantisipasi dengan baik oleh Courtois. Begitupun dengan beberapa tembakan-tembakan dari pemain Belgia, juga masih gagal membuahkan gol.

Pertandingan ini sepertinya akan dilanjutkan dengan extra time saat asisten wasit memberi lima menit waktu di papan injury time. Di menit 93, Jepang punya peluang terakhir lewat tendangan pojok. Dengan tenang para pemain Jepang terlihat ingin memaksimalkannya. Mungkin melompat, lalu kembali bertarung dengan tubuh-tubuh tinggi dari pemain belakang Belgia.

Tapi duka bisa datang kapan saja. Tendangan pojok itu berhasil ditangkap kiper Belgia. Courtois dengan sangat cepat menyuap bola hasil tangkapannya  kepada Kevin De Bruyne. Lalu juga tidak kalah cepatnya di oper ke Thomas Meunier yang telah berlari bag dikejar setan di sisi kanan.

Pemain Jepang dengan grasa-grusu mengantisipasi umpan silang Meunier yang oleh Lukaku, bola operannya itu dibiarkan terus menggelinding ke kaki Nacer Chadli yang tak terkawal. Gawang Kawashima bergetar kencang. Tawa bagi Belgia, duka bagi Jepang--Terjadi bersamaan di menit 94.

Lantas apa hikmah dari pertandingan yang menegangkan ini?

Bahwa sebagai pengguna Yamaha, Suzuki, Toshiba, Sanken, Salonpas dan produk Jepang lainnya, sudah seharusnya kita berbangga punya wakil Asia seperti Maria Ozawa. Eh, Jepang, maksudnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar